Bagaimana Menyiapkan Generasi Islam yang Unggul
Penulis: DR Khalid Asy-Syantut
(Pakar Pendidikan King Abdul Aziz University)
Penulis: DR Khalid Asy-Syantut
(Pakar Pendidikan King Abdul Aziz University)
Apakah
selama ini Anda termasuk orang yang percaya pada teori adanya masa
puber pada anak muda? Apakah Anda juga yakin bahwa anak muda harus
melalui fase tertentu, dimana ia akan mengalami kegoncangan psikis dan
krisis jati diri? Apakah Anda juga permisif dan memaklumi tingkah polah
tak karuan anak muda mengatasnamakan bagian dari metode pendidikan?
Buku ini mengajak Anda untuk membuang jauh-jauh teori di atas yang sebetulnya tidak berdasar. Dimulai dari fakta bahwa pemuda yang cukup kebutuhan jasmani dan rohaninya akan melewati masa mudanya dengan aman tanpa gejolak. Juga penyadaran bahwa dalam Islam tidak dikenal istilah remaja (al murahiq) yang identik dengan krisis jati diri. Yang ada hanya istilah pemuda (syabaab) yang lekat dengan semangat maju dan masa depan cerah.
Penulis memberikan komparasi utuh dua kelompok masyarakat yang membentuk kehidupan pemuda, antara masyarakat materialistis di perkotaan dengan masyarakat pedesaan yang masih bebas dari gaya hidup masyarakat pertama. Komparasi tersebut akhirnya menggiring pada sebuah kesimpulan sejauh mana komitmen mesyarakat terhadap Islam, sejauh itu ia akan memberikan jaminan bagi pemuda untuk melewati fase kehidupannya dengan baik dan selamat.
Tak berhenti hanya di teori kertas semata, penulis juga menyodorkan satu pola pendidikan praktis bagi para pemuda dengan menjadikan masjid sebagai sentral utama pergaulan sekaligus pendidikan non formalnya. Sudah saatnya mengakhiri krisis moral pemuda dengan resep dan nilai-nilai Islam, dan mendekatkan masjid dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Bagaimana caranya? Temukan di buku islami ini.
Buku ini mengajak Anda untuk membuang jauh-jauh teori di atas yang sebetulnya tidak berdasar. Dimulai dari fakta bahwa pemuda yang cukup kebutuhan jasmani dan rohaninya akan melewati masa mudanya dengan aman tanpa gejolak. Juga penyadaran bahwa dalam Islam tidak dikenal istilah remaja (al murahiq) yang identik dengan krisis jati diri. Yang ada hanya istilah pemuda (syabaab) yang lekat dengan semangat maju dan masa depan cerah.
Penulis memberikan komparasi utuh dua kelompok masyarakat yang membentuk kehidupan pemuda, antara masyarakat materialistis di perkotaan dengan masyarakat pedesaan yang masih bebas dari gaya hidup masyarakat pertama. Komparasi tersebut akhirnya menggiring pada sebuah kesimpulan sejauh mana komitmen mesyarakat terhadap Islam, sejauh itu ia akan memberikan jaminan bagi pemuda untuk melewati fase kehidupannya dengan baik dan selamat.
Tak berhenti hanya di teori kertas semata, penulis juga menyodorkan satu pola pendidikan praktis bagi para pemuda dengan menjadikan masjid sebagai sentral utama pergaulan sekaligus pendidikan non formalnya. Sudah saatnya mengakhiri krisis moral pemuda dengan resep dan nilai-nilai Islam, dan mendekatkan masjid dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Bagaimana caranya? Temukan di buku islami ini.
Berat : 400 gram
Harga: Rp.43.000
Kode: TBR-0026
Review This Product