Judul Buku : Kontroversi Imunisasi
Penulis : Dr. Siti Aisyah Ismail, dkk.
Penerbit : Al-Kautsar
Penerbit : Al-Kautsar
Cover : Soft Cover
Isi : 292 hal
Isi : 292 hal
Ukuran : 21 x 24.4 cm
Resensi :
Setiap
orangtua akan selalu memberikan yang terbaik untuk perkembangan buah
hatinya. Kemajuan ilmu teknologi di segala bidang termasuk dalam bidang
kesehatan, membuat orangtua dapat memeriksakan kesehatan anaknya kepada
dokter spesialis anak di rumah sakit walaupun ada yang masih
mempertahankan pengobatan tradisional, pengobatan alami atau herbal.
Namun
sisi lain dari kecanggihan teknologi, tersebarnya berita simpang siur
tentang dunia kesehatan anak yang bertaburan di dunia maya. Bagi
orangtua baru ataupun yang sudah beranak pinak tetapi tidak memiliki
pijakan kuat tentang pengetahuan kesehatan anak, menyebabkan mereka
menjadi orangtua galau. Hingga membuat orangtua memilih dua jalan yaitu
“Pengobatan ala Tuhan” atau “Pengobatan buatan Manusia” seperti halnya
kasus Kontroversi Imunisasi yang terjadi di seluruh dunia. Begitu banyak
pertanyaan-pertanyaan muncul untuk para ahli seberapa pentingkah
imunisasi bagi anak-anak? Dan benarkah tanpa imunisasi anak-anak jauh
lebih sehat?
Buku Kontroversi Imunisasi,
kumpulan 33 Ahli, dokter, pakar kesehatan, dan pakar Syariah, membahas
dengan lugas semua serba-serbi imunisasi dengan referensi yang relevan.
Cerita Imunisasi dari Jepang yang ditulis oleh Lusiana Sofyan dan Fariz
Nurwidya (Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan FAHIMA di Jepang) yang
berdomisili di Tokyo. Jepang sebagai Negara maju mewajibkan vaksinasi
bagi seluruh anak-anak, termasuk warga asing. Tidak hanya mewajibkan
vaksinasi, tapi juga memberi tunjangan konkret. Sama dengan di
Indonesia, di Jepang ada vaksinasi yang wajib (gratis) dan ada yang
tidak wajib (berbayar). (halaman 43).
Menurut
Siti Aisyah Ismail, isu imunisasi bukanlah sebuah isu yang hanya
menyangkut anak saya atau anak Anda. Ia bukan hanya urusan individual,
tapi menyangkut anak-anak kita dan semua anak di seluruh dunia. Orangtua
yang menolak imunisasi sering tidak menyadari bahwa imunisasi itu
terkait dengan kesehatan komunitas. Banyak yang berpikir bahwa isu ini
cuma tentang anaknya sendiri. Jadi, mereka cukup puas ketika anaknya
sehat. Mereka lupa kalau seorang anak bisa saja tidak sakit, namun
menjadi pembawa (carrier) sebuah penyakit dan menularkannya pada anak lain. (halaman 46).
Dirga
Sakti Rambe menjelaskan definisi vaksin sebagai substansi/preparat yang
dapat memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara
menstimulasi produksi antibodi yang spesifik. Vaksin merupakan produk
bioteknologi yang memiliki standar keamanan sangat tinggi. Setiap
tahapan dalam proses produksi vaksin wajib mengikuti kaidah Good Manufacturing Practice (GMP) dan diawasi dengan sangat ketat oleh lembaga yang berwenang. World Health Organization (WHO)
telah mengeluarkan panduan teknis untuk mengatur hal ini,sehingga
vaksin yang diproduksi oleh produsen dari negara manapun memiliki
kualitas yang sama. (halaman 84).
Imunisasi
merupakan salah satu pencegahan yang telah diakui sebagai upaya untuk
mencapai eradikasi dan mengurangi penyakit infeksi berat yang
menimbulkan kematian dan kecacatan, sehingga akan menyelamatkan
kehidupan dan mengurangi penderitaan manusia.
Kampanye
vaksinasi atau pekan imunisasi dapat meningkatkan cakupan imunisasi
untuk menekan epidemic penyakit. Namun, di balik upaya mencapai cakupan
yang tinggi terdapat kelompok yang anti terhadap imunisasi dengan alasan
takut efek samping, kurang yakin terhadap keberhasilan imunisasi dalam
mencegah penyakit, atau alasan lainnya. Oleh karena itu, penerangan
mengenai value dari vaksinasi
perlu disebarluaskan, baik untuk masyarakat luas termasuk tokoh
masyarakat, selain petugas dan pejabat pemerintah di bidang
kesejahteraan masyarakat. Sedangkan setiap orang yang terlibat dalam
imunisasi harus secara konsisten berusaha untuk mempertahankan value of vaccination yang dapat dinilai secara individual value, collective value, social value, daneconomic value. (halaman 111).
Vaksinasi tidak perlu diragukan lagi merupakan the most cost effective public health yang terukur. Walaupun demikian, di seluruh dunia pengertian dan pelaksanaan imunisasi masih undervalued dan under-utilised. Hal ini penting dipahami oleh pemerintah, health policy maker, dan international agencies,
untuk tetap memegang teguh nilai pencegahan melalui imunisasi dengan
benar. Terpenting adalah peran kita sebagai provider program imunisasi
kepada masyarakat untuk senantiasa memberikan penjelasan mengenai nilai (value)
dari vaksinasi. Akhirnya imunisasi akan berarti untuk kesehatan global
dan kesejahteraan generasi mendatang apabila semua masyarakat dapat
melindungi dari penyakit infeksi yang berat dan fatal. (halaman 113).
Vaksin
ini telah diberikan kepada semua anak-anak dari semua bangsa dan agama
di seluruh dunia, termasuk anak-anak Muslim dari lebih 50 negara dan
keamanannya telah terbukti. Tidak ada pemerintah daari negara-negara
Islam tersebut, Di Afrika dan Asia, menyatakan pemberian vaksin tersebut
adalah melanggar syariat Islam. Tidak ada mazhab dari masjid Al-Azhar
atau Qorawiyin (Maroko) atau dari dua masjid suci di Mekkah dan Madinah,
atau negara Muslim yang mengharamkannya. (halaman 173).
Manfaat
imunisasi pada skala individu dapat menguatkan daya tahan tubuh
seseorang dan melindunginya dari penyakit yang mematikan. Sedangkan pada
skala komunitas, imunisasi akan melahirkan masyarakat yang sehat,
berguna dan produktif. Jika Anda masih menjadi orangtua yang galau
imunisasi buku ini dapat dijadikan referensi keluarga.
Harga: Rp 79.000
Kode: TBR-0160
Review This Product